Waspada Demo Anarkis Agar Indonesia Tetap Damai dan Maju

Oleh : Ricky Rinaldi

Demokrasi adalah salah satu pilar utama yang menopang kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Melalui demokrasi, masyarakat memiliki ruang dan kebebasan untuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan harapan mereka kepada pemerintah. Namun, kebebasan tersebut harus dijalankan dengan tanggung jawab dan kesadaran penuh akan dampaknya. Sayangnya, dalam beberapa kesempatan, demonstrasi yang semestinya menjadi sarana menyampaikan suara rakyat sering kali berubah menjadi aksi anarkis yang merusak ketertiban dan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat luas. Kekerasan dalam aksi demo bukan hanya mengancam keamanan, tetapi juga menghambat laju pembangunan dan kemajuan bangsa.

Fenomena demo anarkis yang marak belakangan ini kerap dipicu oleh kelompok-kelompok yang ingin memanfaatkan situasi demi kepentingan politik dan ekonomi sempit. Mereka menyusup dalam barisan massa demonstran yang damai, kemudian mengacaukan situasi dengan aksi kekerasan, perusakan fasilitas umum, dan bentrokan dengan aparat keamanan. Dampak dari tindakan tersebut sangat merugikan karena selain menghancurkan fasilitas publik, juga menimbulkan trauma sosial dan memecah persatuan masyarakat. Kegaduhan yang terjadi tak jarang membuat suasana kota menjadi lumpuh dan menimbulkan keresahan yang berkepanjangan.

Apalagi di era digital sekarang ini, setiap momen kekacauan langsung menjadi viral dan tersebar dengan sangat cepat. Media sosial sering kali menjadi arena penyebaran berita bohong (hoaks) dan narasi yang menyesatkan, sehingga memperkeruh suasana. Foto atau video yang diambil secara parsial dan dipotong-potong sering dipelintir maknanya untuk memprovokasi publik, memperkuat polarisasi, dan memancing emosi yang berlebihan. Kondisi ini membuat masyarakat mudah terprovokasi dan terpecah belah, sehingga sulit untuk membangun dialog yang konstruktif dan damai.

Menghadapi situasi tersebut, pemerintah terus menegaskan pentingnya menjaga ketertiban dan kedamaian dalam setiap aksi unjuk rasa. Pemerintah memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, namun menolak keras segala bentuk kekerasan dan anarkisme. Pada momentum Hari Buruh Internasional (May Day) 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, hadir langsung di Monumen Nasional untuk menyampaikan dukungan dan komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan buruh. Presiden menegaskan bahwa penghapusan sistem outsourcing, pembentukan Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), serta pendirian Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional merupakan langkah-langkah konkret demi masa depan pekerja yang lebih adil dan sejahtera. Komitmen ini juga sejalan dengan upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan, memberantas korupsi, serta meningkatkan pelayanan publik demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Keberadaan Presiden dalam peringatan May Day 2025 bukan sekadar simbolik, melainkan bukti nyata perhatian pemerintah terhadap hak-hak dan kesejahteraan buruh. Langkah strategis ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk dari Ketua Umum DPP Serikat Pekerja Nasional (SPN), Iwan Kusmawan, S.H. Dalam wawancara eksklusif di sela acara, Iwan menyatakan bahwa kehadiran Presiden menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendengarkan dan memenuhi aspirasi buruh. Ia juga mengingatkan bahwa May Day bukan sekadar hari libur nasional, tetapi momentum penting untuk memperkuat solidaritas pekerja serta mendorong kebijakan yang benar-benar berpihak pada kesejahteraan mereka. Iwan dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme yang terjadi selama demo, karena hal tersebut justru merugikan perjuangan buruh dan mencoreng citra gerakan pekerja yang telah lama diperjuangkan.

Selain itu, tokoh agama yang sangat dihormati, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Purbalingga, KH Nurkholis Masrur, juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas aksi anarkis yang terjadi dalam demo May Day di Semarang. KH Nurkholis mengecam keras tindakan perusakan dan kekerasan yang mengganggu ketertiban umum serta mengancam stabilitas keamanan negara. Ia menegaskan bahwa aspirasi dan kritik harus disampaikan secara damai, sesuai dengan aturan yang berlaku dan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. KH Nurkholis mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan dan kedamaian, karena hanya dengan cara itulah bangsa ini dapat menghadapi berbagai tantangan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Fakta-fakta di atas menegaskan bahwa demo anarkis bukanlah solusi bagi masalah yang dihadapi bangsa ini. Justru sebaliknya, aksi kekerasan dan kerusuhan jalanan hanya menimbulkan luka sosial yang dalam, trauma kolektif yang meluas, dan kerugian ekonomi yang sangat besar. Kerusakan infrastruktur publik yang timbul akibat demo anarkis seringkali memakan biaya yang tidak sedikit, sementara waktu dan tenaga yang harus dicurahkan untuk pemulihan bisa dialokasikan untuk pembangunan yang lebih produktif.

Di tengah perjuangan bangsa ini untuk bangkit dari dampak pandemi, memperkuat stabilitas politik, dan mempercepat pemulihan ekonomi, suasana yang kondusif sangat dibutuhkan. Demonstrasi yang damai dan terorganisir dengan baik justru akan menjadi pendorong perubahan positif, mendukung proses pembangunan, serta memperkuat fondasi demokrasi. Namun, jika aksi unjuk rasa justru berubah menjadi anarkis, maka dampak negatifnya akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dan menghambat kemajuan bangsa.

Sebagai warga negara yang baik, mari kita dukung upaya pemerintah menjaga keamanan dan ketertiban demi terciptanya Indonesia yang damai, maju, dan sejahtera. Jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang berpotensi memecah belah persatuan. Mari kita sampaikan kritik dan aspirasi dengan cara-cara yang santun, damai, dan sesuai hukum. Dengan begitu, kita turut menjaga marwah demokrasi yang bermartabat dan memperkuat persatuan bangsa.

Indonesia membutuhkan kita semua untuk bersatu padu, bekerja keras, dan menjaga ketertiban. Karena hanya dengan semangat gotong royong dan kedewasaan politik, bangsa ini bisa melewati segala tantangan dan meraih masa depan yang cerah. Mari kita jadikan demonstrasi sebagai sarana membangun bangsa, bukan merusaknya. Bersama kita wujudkan Indonesia yang damai, kuat, dan maju.

*)Pengamat Isu Strategis

Array
Related posts
Tutup
Tutup