Cirebon, 25 November 2024 – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) melaksanakan silaturahmi dan audiensi resmi dengan Kantor Bea Cukai Cirebon pada hari Senin, 25 November 2024. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Bea Cukai Cirebon, beralamat di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 43, Sukapura, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut dihadiri oleh perwakilan BEM UMC yang dipimpin langsung oleh Presiden Mahasiswa, serta disambut oleh Kepala Kantor Bea Cukai Cirebon, Bapak Abdul Rasyid.
Audiensi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara institusi pendidikan tinggi dengan pemerintah, terutama dalam meningkatkan pemahaman terkait peran dan fungsi Bea Cukai dalam mendukung perekonomian nasional. Fokus dialog mencakup berbagai isu strategis, seperti optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, dialog juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai, termasuk praktik pungutan liar (pungli), kendala dalam proses impor dan ekspor, gaya hidup mewah pejabat, hingga kasus-kasus korupsi yang mencederai kepercayaan masyarakat. Isu-isu ini dibahas secara mendalam untuk mencari solusi yang dapat diterapkan melalui kolaborasi strategis antara mahasiswa dan pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Mahasiswa UMC dan Kepala Kantor Bea Cukai Cirebon bersepakat untuk berkomitmen penuh dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Salah satu poin penting yang dibahas adalah pengembangan sektor ekspor untuk produk-produk unggulan lokal, seperti industri rotan, kerajinan tangan, kuliner khas, dan buah mangga gedong gincu, yang memiliki potensi besar di pasar internasional.
Bapak Abdul Rasyid menekankan pentingnya menggali potensi ekonomi riil dan pariwisata di kawasan Cirebon Raya secara kreatif dan kolaboratif. “Kawasan ini memiliki daya tarik luar biasa, mulai dari industri kerajinan hingga sektor pariwisata yang meliputi bangunan-bangunan bersejarah di Kota Cirebon serta destinasi alam di Kabupaten Kuningan. Dengan pendekatan yang terintegrasi, potensi ini dapat dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing regional dan nasional,” ungkapnya.
Kedua pihak juga menyoroti pentingnya pemanfaatan infrastruktur strategis di CIAYUMAJAKUNING, seperti Stasiun Cirebon dan Indramayu, Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, serta Pelabuhan Cirebon. Infrastruktur ini dinilai sebagai tulang punggung untuk mendorong kelancaran distribusi barang ekspor dan impor, sehingga dapat meningkatkan efisiensi ekonomi.
“Keberadaan berbagai fasilitas ini membuka peluang besar untuk meningkatkan pendapatan fiskal dan negara. Kami sangat optimis bahwa dengan sinergi yang kuat antara mahasiswa, pemerintah, dan sektor swasta, kesejahteraan masyarakat di wilayah CIAYUMAJAKUNING dapat tercapai,” tegas Bapak Abdul Rasyid.
Presiden Mahasiswa UMC menegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang bertanggung jawab secara moral untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. “BEM sebagai representasi mahasiswa tidak dapat bergerak sendiri dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas. Dibutuhkan kolaborasi yang erat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Bea Cukai, untuk memastikan bahwa potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal,” ujarnya.
Audiensi ini menandai awal dari kerja sama strategis antara BEM UMC dan Kantor Bea Cukai Cirebon. Kedua pihak berkomitmen untuk melanjutkan dialog produktif dan menjalin kolaborasi dalam berbagai program yang mendukung optimalisasi ekonomi wilayah, terutama di sektor UMKM, pariwisata, dan industri. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus memperkuat peran mahasiswa sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan nasional.