Oleh: Moh Jasin )*
Pemerintah terus berupaya memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan dan energi demi memastikan ketahanan nasional yang berkelanjutan. Langkah-langkah strategis terus digencarkan guna mengoptimalkan potensi yang dimiliki Indonesia dalam sektor pertanian dan energi.
Dalam sektor pangan, dukungan terhadap petani melalui penyesuaian harga gabah dan kemudahan akses pembiayaan menjadi langkah nyata untuk meningkatkan produksi. Sementara itu, di sektor energi, eksplorasi sumber daya dalam negeri seperti panas bumi, angin, dan bioenergi semakin diperkuat.
Pemerintah pun meyakini bahwa swasembada pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan nasional. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Namun, tantangan seperti perubahan iklim, alih fungsi lahan, serta ketergantungan pada impor masih menjadi kendala dalam mencapai swasembada. Untuk itu, pemerintah meluncurkan serangkaian kebijakan guna mempercepat tercapainya kemandirian pangan. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyesuaian Harga Pokok Penjualan (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) menjadi Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong produktivitas pertanian nasional.
Selain penyesuaian harga, pemerintah juga memperluas akses petani terhadap pembiayaan dan sarana produksi. Pemberian kredit dengan bunga rendah bagi petani menjadi langkah strategis agar mereka dapat berinvestasi dalam peralatan pertanian modern dan perluasan lahan. Dengan begitu, produksi pangan dalam negeri dapat meningkat dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Namun, tantangan dalam sektor pertanian masih cukup kompleks. Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyoroti stagnasi produksi pangan yang menjadi hambatan utama dalam mencapai swasembada. Produksi padi yang menurun sebesar 1,1 persen dalam empat tahun terakhir serta rendahnya produktivitas lahan budidaya ikan menandakan adanya permasalahan yang harus segera ditangani. Oleh karena itu, pemerintah menempuh strategi intensifikasi dan ekstensifikasi guna meningkatkan produktivitas pertanian.
Di sisi lain, sistem distribusi pangan juga menjadi perhatian utama. Pemerintah berupaya memperbaiki infrastruktur distribusi dengan membangun jalan-jalan penghubung antara daerah penghasil pangan dan pasar. Dengan distribusi yang lebih efisien, diharapkan harga pangan menjadi lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Pentingnya ketahanan pangan tidak hanya terbatas pada produksi beras semata. Diversifikasi pangan menjadi salah satu strategi yang diterapkan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada satu komoditas. Pemerintah mendorong konsumsi bahan pangan lokal seperti umbi-umbian, jagung, dan sagu sebagai alternatif yang lebih beragam dan kaya akan nutrisi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Selain pangan, energi juga merupakan aspek vital dalam membangun kemandirian bangsa. Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya energi, mulai dari minyak bumi, gas alam, batu bara, hingga energi terbarukan seperti panas bumi dan tenaga angin. Namun, ketergantungan pada energi impor masih menjadi tantangan yang harus segera diatasi. Oleh karena itu, pemerintah terus mengembangkan kebijakan untuk mempercepat transisi menuju swasembada energi.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menekankan bahwa swasembada pangan dan energi merupakan dua elemen penting dalam menjaga ketahanan nasional. Menurutnya, sebuah negara besar seperti Indonesia tidak seharusnya terus bergantung pada negara lain dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Jika ketergantungan ini terus berlanjut, maka stabilitas ekonomi dan politik Indonesia akan sangat rentan terhadap dinamika global.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintah dalam sektor energi adalah optimalisasi potensi sumber daya yang sudah ada. Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Anggono Mahendrawan, menjelaskan bahwa pemerintah saat ini fokus mempertahankan dan mengoptimalkan potensi energi yang ada, sembari mempercepat proyek-proyek strategis agar segera beroperasi. Selain itu, pemerintah juga melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan energi baru guna meningkatkan ketahanan energi nasional.
Upaya lain yang dilakukan adalah sinergi dengan sektor industri untuk memastikan surplus energi dapat dimanfaatkan secara optimal. Contohnya adalah pemanfaatan gas bumi dalam skala besar untuk industri yang bergantung pada bahan bakar gas. Dengan langkah ini, efisiensi energi dapat meningkat dan ketahanan energi dalam negeri semakin kokoh.
Pemerintah juga mulai mengarah pada pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari strategi jangka panjang dalam mewujudkan swasembada energi. Sumber energi seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi memiliki potensi besar di Indonesia, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itu, berbagai kebijakan telah diterapkan guna mendorong investasi di sektor energi hijau. Dengan transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memastikan keberlanjutan sumber daya energi bagi generasi mendatang.
Komitmen pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan dan energi merupakan langkah yang sangat penting untuk memastikan kemandirian nasional. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, serta masyarakat, cita-cita Indonesia untuk menjadi negara yang mandiri dalam sektor pangan dan energi bukanlah hal yang mustahil. Saatnya kita bersama-sama mendukung upaya ini demi masa depan bangsa yang lebih berdaulat dan berkelanjutan
)* Pengamat Ekonomi Nasional PT Linkjaknas