Pemerintah Konsisten Hadir Jamin MBG Higienis dan Bergizi

Oleh : Jodi Mahendra )*

Pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam menjamin pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang higienis dan bergizi. Program ini ditujukan untuk meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan kelompok rentan, guna menciptakan generasi yang sehat dan produktif. Program MBG yang telah dilaksanakan sejak 6 Januari 2025 telah mengoperasikan 190 dapur MBG di 26 provinsi. Setiap dapur dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terdiri dari kepala satuan, ahli gizi, serta tenaga administrasi.

Program MBG menyasar berbagai kelompok masyarakat seperti balita, anak sekolah, santri, ibu hamil, dan ibu menyusui. Menu makanan dirancang untuk memenuhi 20 – 25 persen kebutuhan gizi harian pada pagi hari dan 30 – 35 persen pada siang hari, sesuai dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.

Dalam rangka menjamin keamanan pangan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya pengawasan kualitas makanan. Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi risiko keamanan pangan, pemerintah merujuk pada data historis tahun 2024 yang menunjukkan tantangan pada sektor ini, untuk kemudian memperkuat standar higiene dan sanitasi dalam MBG. Temuan ini menjadi dasar penting bagi pemerintah untuk semakin meningkatkan standar higiene dan sanitasi dalam pelaksanaan MBG.

Untuk mencegah kejadian serupa, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran tentang Dukungan Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pengawasan Keamanan Pangan Olahan Siap Saji. Dalam edaran tersebut, penyedia makanan bergizi gratis diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) yang diperoleh melalui sistem Online Single Submission (OSS). Selain itu, penyedia juga diwajibkan menyimpan sampel makanan selama 2×24 jam di dalam freezer sebagai antisipasi terhadap potensi permasalahan keamanan pangan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut dilibatkan secara aktif dalam pengawasan kualitas makanan MBG. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya siap mendukung keberhasilan program melalui pengawasan mutu dan keamanan makanan. Untuk memperkuat sinergi lintas sektor, BPOM dan Badan Gizi Nasional (BGN) telah menandatangani nota kesepahaman pada 23 Januari 2025 guna memperkuat kerja sama dalam pengawasan program MBG. Dukungan ini juga datang dari Kementerian Perdagangan melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa keamanan pangan harus dijamin agar manfaat program dapat maksimal.

Program MBG mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat melalui pengalokasian dana sebesar Rp71 triliun dari APBN 2025. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan dan distribusi makanan, pengawasan distribusi, serta kegiatan edukasi dan promosi mengenai pentingnya konsumsi makanan bergizi. Selain dari pemerintah pusat, antusiasme juga datang dari pemerintah daerah yang secara sukarela menganggarkan kontribusi hingga Rp2,5 triliun demi mendukung pelaksanaan program. Daerah-daerah yang berpartisipasi juga berkomitmen untuk memberdayakan potensi ekonomi lokal, terutama petani, nelayan, dan pelaku UMKM yang menyediakan bahan pangan utama bagi dapur MBG.

Selain distribusi makanan, program MBG juga dirancang sebagai sarana edukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan bergizi seimbang. Melalui pendekatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap kebutuhan gizi harian dan pola makan yang mendukung kesehatan jangka panjang. Program ini juga mendorong keterlibatan komunitas lokal dan tokoh masyarakat dalam mendukung perubahan perilaku konsumsi di tingkat akar rumput.

Menurut Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, program MBG merupakan langkah strategis dalam memperbaiki status gizi nasional dan menciptakan dampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia. Ia menyebut bahwa keberhasilan program ini diperkuat melalui penyediaan makanan yang merata serta edukasi gizi yang terus ditingkatkan secara konsisten.

Sementara itu, Kepala BPOM Taruna Ikrar menyampaikan bahwa pengawasan terhadap keamanan pangan menjadi krusial dalam memastikan bahwa makanan yang disediakan benar-benar aman dan layak konsumsi. Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menekankan pentingnya pengawasan lintas lembaga agar seluruh proses pengadaan dan distribusi makanan bergizi berlangsung dengan akuntabilitas tinggi.

Program MBG menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir dalam menjamin hak atas makanan bergizi bagi seluruh masyarakat, khususnya mereka yang berada di kelompok paling rentan. Dengan sistem pengawasan yang ketat, dukungan anggaran yang besar, serta sinergi antar lembaga, MBG diproyeksikan mampu membawa perubahan signifikan dalam upaya penanggulangan stunting, kekurangan gizi, dan ketahanan pangan nasional. Diharapkan, melalui program ini, Indonesia dapat mencetak generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan.

Pemerintah juga menunjukkan langkah proaktif melalui pengawasan ketat, sertifikasi keamanan pangan, hingga pelibatan lintas kementerian dan lembaga seperti Kementerian Kesehatan, BPOM, dan Badan Gizi Nasional. Tak hanya itu, pemerintah daerah pun turut dilibatkan dalam pembiayaan dan pelaksanaan, memperkuat prinsip desentralisasi dan partisipasi aktif.

Dengan mekanisme pengawasan yang transparan, kolaborasi multisektor, serta fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal, pemerintah layak mendapatkan apresiasi atas komitmennya yang konsisten dan terukur dalam memastikan program MBG berjalan dengan aman, higienis, bergizi, dan berkelanjutan untuk seluruh lapisan masyarakat.

)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan

Array
Related posts
Tutup
Tutup