Oleh: Ina Puteri*
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menandai fase baru dari upaya pemerintah Indonesia untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan pemerataan pembangunan. Menariknya, proyek ini tidak hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga didukung oleh skema investasi yang menarik minat banyak investor baik domestik maupun internasional. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan bahwa kekuatan utama dari pembangunan ini terletak pada investasi.
Dalam konsep pembangunan IKN, lahan yang clean and clear menjadi modal utama untuk menarik investor. AHY menjelaskan bahwa kepastian hukum dan keyakinan investor dalam mengembangkan usaha mereka sangat bergantung pada kondisi lahan yang bersih dan jelas kepemilikannya. Dengan demikian, tidak hanya investasi yang mengalir, tetapi juga pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya dan secara nasional dapat terwujud.
Optimisme terus berkembang bahwa Indonesia akan terus menjadi daya tarik bagi investor dengan adanya proyek IKN. Dengan 80 persen anggaran pembangunan berasal dari skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta investasi swasta langsung, proyek ini tidak hanya mengurangi beban APBN, tetapi juga menciptakan peluang bagi sektor swasta untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional.
Melihat dari sisi fiskal, sinergi pendanaan antara APBN dan sumber lainnya yang sah menjadi strategi utama pemerintah untuk menjaga kesinambungan keuangan dalam proyek ini. Peraturan perundang-undangan yang berlaku harus diikuti, namun di sisi lain, kreativitas dan inovasi dalam skema pendanaan diperlukan agar proyek ini tetap berjalan dengan efisien dan akuntabilitas terjaga.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka peluang besar bagi perusahaan konstruksi untuk berinvestasi di IKN. Dengan progres pembangunan tahap 1 mencapai 76%, pemerintah berfokus pada pembangunan infrastruktur dasar yang diharapkan akan meningkatkan investasi murni di IKN. Pemerintah berharap agar stakeholder dan pelaku usaha jasa konstruksi dapat memahami potensi investasi yang luas di IKN.
Meskipun hingga saat ini belum terdapat perusahaan jasa konstruksi yang memarkirkan modalnya di IKN, total investasi yang terparkir telah mencapai Rp47,5 triliun per Januari 2024. Kehadiran perusahaan dari sektor industri keuangan, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., menunjukkan bahwa sektor ini juga melihat potensi besar dalam investasi IKN.
Seiring berjalannya waktu, harapannya adalah proyek IKN dapat terus menjadi magnet bagi investor, bukan hanya untuk proyek infrastruktur dasar tetapi juga untuk berbagai sektor ekonomi lainnya. Dengan demikian, Indonesia dapat merasakan manfaatnya dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pemerataan pembangunan yang lebih baik.
Selain faktor investasi dan peran sektor swasta, dukungan masyarakat juga memegang peranan krusial dalam keberhasilan pembangunan IKN Nusantara. Proyek ini tidak hanya melibatkan aspek infrastruktur fisik, tetapi juga mengharuskan keterlibatan dan dukungan aktif dari masyarakat. Pembangunan IKN akan memberikan dampak langsung pada kehidupan masyarakat setempat, dan oleh karena itu, pemahaman, partisipasi, dan dukungan mereka menjadi elemen penting.
Dalam konteks ini, pembangunan IKN harus dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakat setempat. Proses partisipatif, dialog terbuka, dan transparansi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat perlu ditekankan untuk memastikan bahwa kepentingan mereka dihargai dan dipertimbangkan. Dukungan aktif dari masyarakat bukan hanya menciptakan iklim positif, tetapi juga meminimalisir potensi hambatan dan konflik selama proses pembangunan.
Pentingnya dukungan masyarakat terhadap IKN juga berimplikasi pada penerimaan dan adaptasi terhadap perubahan yang diakibatkan oleh pemindahan ibu kota. Edukasi dan komunikasi yang efektif kepada masyarakat mengenai manfaat jangka panjang, peluang ekonomi, dan dampak positif pembangunan IKN dapat membentuk pemahaman yang mendalam dan meyakinkan.
Dukungan masyarakat juga berkontribusi pada pembentukan identitas dan kebanggaan nasional terhadap IKN. Mengingat IKN akan menjadi pusat pemerintahan negara, pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap perubahan ini akan membentuk rasa memiliki terhadap ibu kota baru. Menciptakan kesadaran akan peran strategis IKN dalam meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global juga dapat membangun semangat nasionalisme dan kesatuan.
Dalam keseluruhan konteks ini, pembangunan IKN bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah dan sektor swasta, tetapi juga menjadi tugas bersama seluruh masyarakat Indonesia. Dukungan masyarakat yang kuat akan menciptakan momentum positif, mengurangi resistensi terhadap perubahan, dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa setiap langkah pembangunan IKN dijalankan secara inklusif, memperhitungkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, sehingga pembangunan ini benar-benar menjadi milik bersama yang membawa dampak positif bagi seluruh bangsa Indonesia.
*Penulis merupakan mahasiswi asal Jambi