Demo Indonesia Gelap Hanya Upaya Menyesatkan Opini Publik

Oleh : Rivka Mayangsari*)
Di tengah upaya keras pemerintah membangun pondasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, munculnya narasi dan aksi bertajuk “Indonesia Gelap” dinilai sebagai manuver politik yang bertujuan menyesatkan opini publik. Gerakan ini tidak hanya menebarkan pesimisme di kalangan masyarakat, tetapi juga mengandung agenda terselubung untuk mendeligitimasi pemerintahan yang sah, yakni pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru saja memulai masa tugasnya.
Pengamat Intelijen Amir Hamzah menilai bahwa aksi-aksi tersebut bukan gerakan spontan dari masyarakat biasa, melainkan bagian dari skenario sistematis untuk menciptakan kesan bahwa Indonesia sedang dilanda krisis multidimensi. Ia menyatakan bahwa pola penyebaran isu “Indonesia Gelap” sangat khas dengan operasi intelijen yang terkoordinasi, lengkap dengan propaganda yang disebarkan melalui media sosial dan kanal-kanal informasi tertentu.
Amir juga menegaskan bahwa provokasi yang dimunculkan lewat narasi “Indonesia Gelap” merupakan sesuatu yang patut diwaspadai. Ia menyebut bahwa aksi ini mendorong pesimisme seolah-olah Indonesia sedang berada dalam kegelapan pemerintahan, padahal menurutnya berbagai indikator menunjukkan kondisi yang sebaliknya, di mana pembangunan terus berjalan dan hasilnya terlihat di berbagai sektor.
Lebih lanjut, Amir mengingatkan bahwa pihak-pihak di balik narasi ini bukanlah kelompok masyarakat biasa, melainkan pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik tertentu dan ingin menggoyahkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sah. Ia menilai bahwa tindakan semacam ini merupakan bentuk manipulasi opini publik yang tidak sehat dan harus dilawan dengan data dan fakta.
Fakta yang disampaikan pemerintah menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada di jalur pertumbuhan yang stabil. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menyampaikan bahwa pemerintah tetap optimistis terhadap prospek ekonomi nasional. Ia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 5,2 persen pada tahun 2025, sebuah capaian yang mencerminkan ketahanan fundamental ekonomi di tengah tantangan global.
Susiwijono menjelaskan bahwa optimisme tersebut didasarkan pada sejumlah indikator positif, seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam delapan kuartal terakhir di kisaran 5 persen. Ia juga menambahkan bahwa inflasi terkendali, cadangan devisa meningkat, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur berada dalam zona ekspansif selama 28 bulan terakhir.
Ia juga menyoroti bahwa di sektor ketenagakerjaan, pemerintah mencatat adanya tren penurunan tingkat pengangguran secara konsisten, yang merupakan bukti nyata bahwa perekonomian tidak hanya tumbuh secara makro, tetapi juga berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Selain itu, ekspor nonmigas juga mengalami pertumbuhan signifikan, terutama dari komoditas unggulan seperti kelapa sawit dan kendaraan bermotor.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga meski dunia menghadapi ketidakpastian global. Ia mengungkapkan bahwa ekspor nonmigas, terutama dari sektor unggulan, menjadi pendorong utama kinerja ekonomi nasional.
Perry menyebutkan bahwa Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan tetap kuat di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Selain itu, Perry menambahkan bahwa Bank Indonesia mendukung penuh implementasi berbagai program strategis pemerintah yang terangkum dalam Asta Cita, mulai dari pembiayaan ekonomi dan digitalisasi, hingga hilirisasi industri dan ketahanan pangan. Ia juga mengemukakan bahwa meningkatnya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional menjadi salah satu indikator positif lainnya, yang terlihat dari masuknya investasi baru serta respons positif dari pasar keuangan.
Melihat semua pencapaian dan indikator positif tersebut, menjadi jelas bahwa narasi “Indonesia Gelap” tidak mencerminkan realitas sesungguhnya. Gerakan itu justru dianggap dapat merusak semangat kolektif bangsa dalam membangun masa depan yang lebih cerah. Pemerintah dan para pemangku kepentingan telah bekerja keras menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional.
Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat diimbau agar tetap berpikir jernih, tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak berdasar, dan tidak terpengaruh oleh upaya-upaya adu domba yang digulirkan dengan motif politik sesaat. Bangsa Indonesia telah menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi berbagai guncangan, baik dari dalam negeri maupun dari luar.
Gerakan seperti “Indonesia Gelap” dinilai bukan hanya menyesatkan, tetapi juga tidak bertanggung jawab karena berpotensi merusak kepercayaan rakyat terhadap institusi negara. Narasi pesimistis dan penuh provokasi tersebut hanyalah ilusi yang bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Kini saatnya masyarakat bersatu dan memberikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah strategis pemerintah dalam membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah, adil, dan sejahtera.
Lebih dari sekadar tanggapan terhadap isu sesat, pemerintah juga terus memperkuat komunikasi publik dan transparansi data guna memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan objektif. Dengan mengedepankan fakta serta pencapaian nyata di berbagai sektor, pemerintah ingin menegaskan bahwa narasi seperti “Indonesia Gelap” hanyalah propaganda sempit yang tidak berdasar. Momentum pembangunan yang sedang berlangsung perlu dijaga bersama, karena stabilitas, optimisme, dan kolaborasi seluruh elemen bangsa adalah kunci bagi kemajuan Indonesia ke depan.
*) Pemerhati sosial politik

Array
Related posts
Tutup
Tutup